1.
Pengertian
Sinkhole
Lubang runtuhan atau Luweng dalam
bahasa jawa atau sinkhole adalah depresi alami atau lubang dalam topografi
permukaan yang muncul akibat hilangnya lapisan tanah atau bantalan batuan, atau
keduanya yang umumnya terjadi akibat aliran air di bawah tanah. Lubang runtuhan
memiliki ukuran yang bervariasi dari kurang dari satu meter sampai ratusan
meter dalam diameter dan kedalamannya, dan juga tidak bergantung dari jenis
lapisan tanah dan bantalan batuan di atasnya, ditemukan di berbagai tempat di
dunia.
2.
Proses
terjadinya Sinkhole
Secara geologi tentunya ada syarat-syarat tertentu atau
mekanisme tertentu dan diawali tanda-tanda tertentu dalam pembentukan sinkhole
ini. Salah satu indikasi yang paling sering adalah adanya perubahan sistem air
tanah (perubahan geohydrology) sebelum terjadinya amblesan ini.
Dibawah ini gambaran bagaimana pembentukan luweng atau sinkhole ini.
Sinkhole atau luweng ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock) berupa batu gamping.
Dibawah ini gambaran bagaimana pembentukan luweng atau sinkhole ini.
Sinkhole atau luweng ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock) berupa batu gamping.
v Pada awalnya ada sebuah retakan yang
membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yang
tersusun oleh batu gamping. Batu gamping ini "relatif" mudah
terlarutkan ketimbang batu pasir (batuan yang tersusun oleh pasir, biasanya
mineral kuarsa).
v Karena adanya aliran bawah tanah,
maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai
bawah tanah.
v Proses ini berlangsung terus menerus
dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya. Hingga akhirnya bolongan
ini membentuk ruang cukup lebar dan "jembatan" dibagian atas tidak
kuat menahan dan akhirnya amblas. Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga
dasar terbawah, karena volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang.
Kedalaman lubang bisa mulai hanya beberapa meter hingga berukuran besar sedalam
100 meter.
v Proses pengendapan diatas cekungan
ini akhirnya menutup Luweng yang seringkali tidak disadari oleh penghuni
diatasnya.
v Proses siklus ini berjalan ribuan
tahun, yang dalam skala geologi ribuan tahun bisa saja hanya disebut proses
yang sekejap. Tetapi walaupun telah terjadi hanya seribu tahun yang lalu,
barangkali kita tidak memiliki rekaman itu, dan kita hanya menggunakan tanah
diatasnya itu seolah-olah dahulu tidak terjadi apa-apa.
3.
Bagaimana kita mengenali kemungkinan terjadinya fenomena
ini?
Ø Pertama ini terjadi pada daerah yang
batuan dasarnya(bedrock) adalah batugamping.
Ø Gejala-gejala sebelum terjadinya
amblesan ini sering didahului oleh gejala-gejala perubahan sitem hydrologi.
Adanya danau baru segera setelah hujan (air limpasan) terutama pada daerah
cekungan.
Ø Dijumpai retakan-retakan tanah.
Misalnya pohon-pohon yang miring menuju kearah titik yang sama (pusat
amblesan), pintu susah ditutup karena melengkung.
4.
Penyebab
terjadinya Sinkhole
Sinkholes adalah lubang pada tanah
yang terbentuk tiba-tiba. Lubang tanah ini diakibatkan tekanan terhadap
permukaan tanah yang terjadi ketika sebuah lapisan bawah tanah melemah dan tak
mampu menopang struktur lapisan di atasnya. Sinkhole dapat terjadi akibat
proses alami, yakni ketika sub-permukaan batuan/tanah larut dan membuat rongga
bawah tanah. Peristiwa ini sering terjadi di mana batuan di bawah permukaan
tanah adalah batu gamping, dolomit, batuan karbonat, atau jenis batuan yang
dapat secara alami dihanyutkan oleh sirkulasi air tanah.
Fenomena sinkhole ini ternyata tak semata kejadian alam, namun juga
bisa akibat kecerobohan manusia. Penggunaan lahan yang tidak mendukung resapan
air, pemompaan air tanah secara belebihan, konstruksi bangunan modern. Apapun yang meningkatkan aliran air
ke dalam tanah, permukaan dapat mempercepat pembentukan lubang. Di beberapa
kota besar dunia, utilitas infrastruktur seperti rongga dalam tanah yang
digunakan untuk pemasangan jalur kabel serat optik, selokan air dan material
lainnya. dari waktu ke waktu dapat aus, dalam beberapa kasus, hamparan jalan
ibarat jembatan beton berada diatas rongga kosong dibawahnya.
Pada masyarakat urban, penggunaan pompa air tanah sudah menjadi
kebiasaan untuk mendapatkan air bersih, selain air PAM. Kegiataan ini
lama-kelamaan akan membuat cadangan air tanah berkurang. Selain pemompaan air
tanah secara berlebihan, konstruksi bangunan modern yang semakin meminimalkan
kawasan terbuka sebagai cathment area, juga berperan banyak dalam penyusutan
cadangan air tanah di perut bumi. Berkurangnya cadangan air tanah ini,
menyebabkan ruang kosong pada lapisan akuifer yang berperan seperti spons yang
dapat menahan air dan terletak di antara dua lapisan yang kedap air. Kekosongan
ini, pada kawasan tertentu dapat mempercepat terjadinya penurunan tanah, bahkan
dalam skala luas dapat menyebabkan sinkholes.
5.
Contoh-contoh
Sinkhole di berbagai negara di dunia
Di Amerika, sinkholes alam yang
paling umum terjadi di Florida, Texas, Alabama, Missouri, Kentucky, Tennessee,
dan Pennsylvania. Di Indonesia pernah terjadi Sinkhole, yaitu tepatnya di
Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta sesaat setelah terjadi gempa di tahun 2006
lalu. Sinkhole terbesar di dunia terjadi di Kairo,Mesir yang diberi nama
Qattara Depression, yang lebarnya mencapai 80 kilometer dengan luas keseluruhan
mencapai 120 kilometer. Kemudian yang tidak kalah besar dari Qattara Depression
adalah Berezniki yang terletak di Soviet, sinkhole ini memiliki kedalaman
hampir 200 meter dengan lebar 80 meter. Dan sinkhole terakhir yang sempat
membuat heboh adalah sinkhole Guatemala City yang terletak di Guatemala. Walau
tak sebesar Qattara Depression, sinkhole Guatemala City telah menghanyutkan
sebuah pabrik dan memaksa hampir seribu penduduk mengungsi.
No comments:
Post a Comment